Sudahkah anda shalat?

Sudahkah Anda Sholat??? ^^ Kalau Belum Sholat Yuk. ^^
By Debby Sheilla Saputri

Semangat Debby

SELAMAT DATANG ingat selalu Tiga pepatah arab ajaib -> man jadda wa jadda; man shabara zhafira; mansara ala darbi washala

Selasa, 17 September 2013

Nikmatilah Hidupmu ^^

Kita hidup di dunia  ini hanya sementara oleh karena itu nikmatilah hidup. Begitulah kata orang tuaku yang sering aku dengar atau kata orang tua lain yang memang lebih banyak pengalaman hidup dariku :). Tolong bagian ini diartikan positif ya, maksudku di sini adalah toh hidup ini sudah ada yang mengatur. Kita boleh berusaha, Allahlah yang menentukannya. Kalo kata temenku yang orang jawa jangan terlalu ngoyo. Banyak sekali yang bisa kita nikmati di dunia ini. Yang terpenting nikmatilah sesuatu yang bisa jadi bekalmu di dunia yang lebih kekal nanti. Ah... tentu saja aku masih jauh sekali untuk itu. Tapi aku sedang belajar, belajar bagaimana cara menyenangi hidupku dunia juga belajar bagaimana agar hidupku senang di tempat yang lebih kekal nanti :). *sekali-kali bijak :p*

Sedikit berbicara tentang orang tuaku. Aku beruntung karena mereka tidak pernah memaksakan banyak hal di hidupku ini. Begitupula dengan soal pelajaran, prestasiku, juga pekerjaan yang nantinya akan aku jalani. Mereka tidak pernah memaksaku untuk belajar dan harus dapat nilai sekian, jika nilaiku sekian maka bla bla bla. Untungnya mereka tidak pernah. Tapi lagi-lagi aku beruntung karena papa selalu "memaksaku" untuk mengingat Allah dan mengembalikan semua hal pada Allah.

Kembali lagi pada soal menikmati hidup. Adikku bilang, "Santai aja Deb, orang itu ga sama, kita inikan beda-beda, santai tapi jalani terus." Sebenarnya aku sadar bahwa setiap orang punya "pola" sendiri-sendiri dalam mengerjakan sesuatu, dalam kehidupannya. Aku tentu tidak bisa seperti si A atau si B. Yang perlu aku lakukan ya terus berusaha. Soal bagaimana usahaku, seberapa keras usahaku, ataukah aku terlalu santai mungkin lambat, aku tidak perlu membandingkannya dengan orang lain. Satu yang perlu diingat "banyak jalan menuju Roma". Pepatah ini benar menurutku, karena jalan yang orang tempuh untuk mencapai keinginannya pasti berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Tapi yang paling penting adalah hasil akhirnya :).

Curhatan di atas sebenarnya hanya sebagian kecil dari pikiran yang terus berputar-putar di otakku. Sebenarnya aku ingin menulis tentang gelombang negatif dan gelombang positif yang ditransfer seseorang ke lingkungan sekitarnya tanpa dia sadari. Kalau kalian pernah dengar "when you spread good words you spread good energy",  itu benar adanya. Makanya di dunia ini ada profesi motivator :D. Lain kali aku akan menulis tentang hal itu, tapi mungkin harus membaca rujukan lebih banyak lagi hihi :D.

O iya tetap nikmatilah hidup ya, karena hidup ini indah tobeliiiii :D. O iya ingat juga memang nih misalnya kamu lagi kena musibah dan bertanya si A tuh hidupnya seneng mulu si B ga pernah susah,KENAPA? KENAPA?. Hey jangan sotoy! Mereka ga cerita aja ke kamu tentang kesusahan mereka. Dan satu hal yang perlu diingat juga, banyak sekali orang yang dapat cobaan lebih dari kamu. Terus bersyukur dan nikmatilah hidup :D.


Senin, 26 Agustus 2013

Hobi Baru :D


Harum toko ini benar-benar membuatku terperangah, aku... rasanya ingin membeli semuanya!
Ruangan ini begitu sesak dengan ibu-ibu muda, ayuk-ayuk, gadis kecil, bibi tukang kue, mama-mama dan anak perempuannya, juga  nenek-nenek yang terlihat masih segar bugar. Pertama kali memasuki ruangan ini mataku berbinar-binar. Banyak sekali bahan kue yang aku tidak tahu jenisnya tapi begitu menarik mata dan hidungku. Harum mentega, vanili, warna-warni sprinkle, ah... aku sungguh menyukainya! Suatu hari aku juga ingin punya yang seperti ini....

Seharusnya tulisan ini aku poskan beberapa minggu yang lalu, berhubung (lagi-lagi) sok sibuk, haha, aku baru sempat membuatnya sekarang. Bermula ketika aku liburan di Palembang puasa ini. Aku dan Caca yang sudah sejak lama ingin sekali belajar membuat kue, sangat girang saat itu. Mama akhirnya membulatkan tekadnya untuk membeli oven :D, aku merasa menemukan sesuatu yang baru, tentunya hal yang menyenangkan!

Pertama kali oven itu terpanjang di dapur mungil kami, aku langsung browsing resep kue yang mudah dibuat dan bahannya kira-kira bisa ku temukan di JM, supermarket, dekat rumah. Jadilah waktu itu aku memutuskan untuk membuat bolu keju dengan bahan dan cetakan kue seadanya :D.


Ini kue bolu keju yang kata si Caca lebih mirip donat raksasa, haha.
Rasanya lumayan enak loh, hehe. Bolunya pun mengembang sempurna, yeay! Aku senang sekali, karena ini pertama kalinya aku membuat kue sendiri. Biasanya sih cuma liat cicikku bikin kue, paling banter ya bantuin nuang-nuang tepung :D.

Karena, ehem, bolu kejunya lumayan sukses, akhirnya mama berani juga untuk membuat kue kering untuk lebaran. Berbekal resep maknyus dari Ii (panggilan tante untuk orang cina), tetangga kami yang baik hati, akhirnya kami memulainya dengan membuat kue nastar. Kata Ii sih mudah, tapi pas prakteknya aku dan mama cukup kewalahan awal-awalnya, untungnya nih ada bala bantuan dari Caca yang emang dasarnya cekatan kalau kerja, haha.

Dan, tadaaa...
Kue Nastar Mama Bisrah dan Dua Anak Gadisnya yang Caem xD
Ga tanggung-tanggung Mama langsung buat satu kilo tepung, kalau ditambah-tambah sama bahan lain, kira-kira ini hampir dua kilo jadinya :"). Nah, lagi-lagi ini rasanya enaak *hihi memuji diri*. Tapi resep si Ii memang top, soalnya kue nastar ini jadinya mumpur banget, ga keras, meleleh di lidah :D.

Setelah membuat kue ini, kami juga membuat beberapa kue lain seperti putri salju, kue kacang, kacang pedas manis, coco crunch celup coklat, dan kue basah. Khusus untuk kue basah memang agak gagal sih, haha, tapi masih bisa dimakan kok :').

Coco Crunch Celup Coklat Ala-Ala, Ala Ayuk Debby Ding!
Bisa dilihat itu susunannya masih berantakan, juga cupnya maksain pakai cup kue bolu, haha. Tapi rasanya *lagi-lagi* maknyuss, haha. Lebaran nanti kami masih berencana untuk membuat kue kering sendiri. Semoga tampilannya bisa lebih baik lagi ya ;). Ah iya, liburan Januari nanti aku juga ingin belajar masak lagi, masak yang lain, pempek, nasi uduk, ah sepertinya aku mulai menyukai hal ini :D ! Semoga Allah masih memberi rezeki, nikmat, dan juga umur panjang ya untuk umat-Nya ini :). Amiinn.

Kamis, 01 Agustus 2013

Rasanya Seperti Nano-Nano!

Bukankah rasa menyukai itu menakjubkan? Menyukai bukan hanya melulu tentang cinta loh. Rasanya bagaimana menyukai itu? Tidak harus selalu seperti sengatan listrik yang menjalar di sekujur tubuh ketika menatapnya, tidak harus berasa panas dingin karena bertemu dengannya, tidak harus berasa deg-degan ketika diam-diam melirik ke arahnya. Rasanya menyukai itu macam-macam bukan? Seperti permen nano-nano, seperti rasa rujak! Rasanya campur-campur.

Aku hanya ingin bercerita sedikit tentang sesuatu, seseorang tepatnya. Ah, sebenarnya ini bukan gayaku. Menceritakan tentang seseorang yang kusuka di blog seperti ini. Jangankan di blog yang dibaca orang umum, curhat ke teman saja aku malas, haha.

Tapi entah mengapa aku ingin membuat sedikit tulisan tentang dia. Mungkin tulisan ini akan membuat ku tertawa cekikikan sepuluh tahun mendatang ketika membacanya lagi, haha. Tapi sudahlah, toh tidak ada salahnya menulis tentang seseorang terlebih tentang kebaikannya :).

Dia ini, hmm...sebenarnya aku tidak tahu banyak tentang dia, bahkan kami tidak pernah dekat bahkan jadi teman pun tidak pernah. Yang aku tahu sejak dulu, dia itu lumayan, hehe lumayan lucu, lumayan cakep. Kelihatannya dia juga baik. Tapi sebelumnya aku tidak pernah menyukainya. Kelihatannya dia malah tidak pernah mentapku kalau kami bertemu. Kami juga belum pernah saling bicara. Dia terlalu pendiam tadinya kupikir, tapi ternyata dia sama saja kok seperti yang lain, suka bercanda, banyak bicara juga. Ya setidaknya itu yang kulihat ketika dia sedang bersama teman-temannya yang sebagiannya juga temanku.

Apa mungkin dia tidak menyukaiku? Ah sudahlah pikirku waktu itu, toh aku ini hanya anak baru, dia tidak menindasku saja sudah bagus. Sedikit melenceng dari topik aku akan sedikit bercerita tentang kehidupan menjadi anak baru. Sebenarnya tidak bisa dibilang mudah tapi jangan juga dianggap susah. Dari beberapa pengalamanku jadi anak baru tentu ada senangnya tapi ada juga sedihnya. Pernah juga aku dipojokkan oleh suatu genk. Kau tahu, apa yang ingin sekali aku teriakkan ke telinga mereka pada saat itu? "WOY JANGAN KEBANYAKAN NONTON SINETRON PLIS!" Aku tidak habis pikir, mungkin menurut mereka menindas anak baru adalah hal yang keren seperti yang di tv itu. What the...! Haha sudahlah, itu hanya masa lalu.

Balik lagi ke dia, hmm sebut saja Mr. U, hehe. Liburan ini aku bertemu dengannya. Waktu itu kebetulan kami menghadiri acara yang sama, ia datang duluan. Ketika aku datang, aku langsung lirik kanan kiri, bingung mau duduk di mana. Sektika si Mr. U, langsung berdiri dari tempat duduknya dan menawariku untuk duduk di sana.Waktu itu dia bilang, "duduk di sini saja". Namun, aku masih kebingungan dan belum juga menempati tempat duduk itu. Dia melirik sekilas ke arah kursi itu dan tanpa di suruh dia langsung menyingkirkan benda yang ada di atasnya. Sebenarnya alasanku tidak duduk sih karena tidak enak padanya. Jadi buru-buru sebelum dia selesai menyingkirkan benda yang ada di atas kursi, aku bilang, "tidak usah saja, aku duduk di bawah saja".

Aku kemudian berpikir, dia ini baik juga. Kalau hanya menyingkir dari tempat duduk agar aku bisa duduk itu namanya gentleman kan ya.Tapi dia juga respect dengan tingkah bingungku. Padahal kami mungkin berteman saja tidak, hanya setingkat kenalanlah hubungan kami.

Aku menyukainya, cara dia respect terhadap orang lain maksudku. Kau tahu, bagiku, hal kecil seperti itu, manis sekali. Mungkin dia tidak hanya melakukannya untukku saja tapi pada semua orang. Mr. U, kau tahu, aku mengagumimu dan menyukai sikapmu :). Seharusnya kita berteman lebih awal ya. Kalau sekarang kita mulai berteman, mungkin tidak bisa, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman. Mr. U, untuk waktu dekat ini aku mungkin akan menjadi fansmu, hehe. Ini adalah rasa suka yang aku maksud. Aku  menyukainya karena aku merasa dihargai.

Mr. U, kalau nanti ada kesempatan kita untuk berteman, mungkin kita bisa menjadi teman baik :).



Suku Pasemahku Tercinta


Indonesia adalah Negara yang kaya dengan budaya. Daerah Indonesia yang luas, terdiri dari sabang sampai merauke, tentu memiliki beragam suku. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Dalam satu provinsi saja, Indonesia bisa memiliki lebih dari satu suku. Misalnya di Kalimantan Tengah, kita bisa menemukan Suku Ot Danum, Suku Dusun, Suku Maanyan, dan Suku Lawangan, sedangkan di Sumatera Selatan kita dapat menemukan Suku, Palembang, Suku Sekayu, Suku Semendo, Suku Daya, Suku Dumai, Suku Kayu Agung, Suku Komering,  Suku Ogan, Suku Pasemah, dan beberapa suku lain.
Bayangkan betapa kayanya kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Pada penejlasan di atas, saya hanya menyebutkan dua provinsi di Indonesia. Namun, sudah berapa suku yang saya sebutkan ada di kedua provinsi tersebut? Sudah ada 13 suku yang saya sebutkan. Hal ini membuktikan bahwa suku di Indonesia sangat beragam.
Namun, umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal beberapa suku besar saja, seperti Suku Minang, Batak, Jawa, dan Sunda. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia kurang mengenal bahkan tidak pernah mendengar nama-nama suku yang saya sebutkan di atas.
Kenyataan ini sungguh merupakan hal yang sangat disayangkan. Sudah saatnya bagi kita warga Indonesia untuk menyadari pentingnya potensi keberagaman suku dan budaya di Indonesia. Dari sebuah suku saja ada beragam kesenian, makanan tradisional, sistem pengetahuan, kerajinan, dan lain-lain. Jika satu provinsi saja memilik dua suku dan satu suku punya dua makanan khas daerahnya, maka ada berapa makanan tradisional yang ada di Indonesia? Beragam bukan!
Oleh karena itu, Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya. Kekayaan budaya ini hendaknya dijaga dan dilestarikan oleh anak bangsa. Kita sebagai penerus bangsa tidak boleh malu akan budaya sendiri. Banggalah jadi bangsa yang kaya akan budaya.
Keberagaman suku dan kebudayaannya di Indonesia ini membuat penulis ingin membahas kebudayaan salah satu suku di Indonesia yaitu Suku Pasemah. Penulisan akan memfokuskan pembahasan pada kuliner asli Suku Pasemah, yaitu lemang. Lemang yang lebih dikenal sebagai makanan Malaysia ini ternyata adalah makanan tradisional Suku Pasemah. Oleh karena itu penulis ingin  agar masyarakat Indonesia lebih mengenal tentang kebudayaan Suku Pasemah, yang akan penulis sampaikan melalui makanan tardisional.

Lemang, Kuliner Jeme Kite, Suku Pasemah

Adakah dari kalian yang pernah mendengar kata PASEMAH? Mungkin di telinga kita nama ini tidak setenar Batak, Jawa, Sunda, Dayak, Banten, Minang, dan Kubu. Ya, Pasemah adalah nama salah satu suku di Indonesia. Pasemah memang tidak sepopuler suku-suku lain. Bahkan mungkin hanya sedikit dari orang Indonesia yang pernah mendengar tentang Suku Pasemah.
Suku Pasemah adalah suku yang tinggal di perbatasan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah pemukiman suku Pasemah meliputi daerah sekitar kota Pagar Alam, kecamatan Jarai, Kecamatan Tanjung Sakti dan daerah sekitar Kota Gunung Agung, Kabupaten Lahat. Wilayah pemukiman suku Pasemah ini berada dekat sekitar kaki Gunung Dempo. Sebenarnya nama suku ini adalah Suku Besemah namun orang lebih akrab denga sebutan Pasemah.
Sebagai salah satu keturunan Suku Pasemah saya sebenarnya juga kurang mengenal tentang suku ini. Bermula dari keheranan saya ketika melihat salah satu saudara sepupu saya memakai akun facebook dengan nama belakang Besemah. Saya kira itu sejenis nama gaul yang biasa digunakan anak-anak jaman sekarang untuk menamai akun facebook-nya. Namun saya bertambah heran ketika saya melihat beberapa pengguna facebook lain juga menggunakan Besemah sebagai nama belakang akun facebook-nya. Awalnya saya kira, Besemah adalah salah satu nama perkumpulan atau organisasi pemuda di Pagar Alam, karena saya juga menemukan grup di facebook dengan nama Jeme Besemah.
Penasaran, akhirnya saya menilik lebih jauh melalui internet. Dari pencarian dan browsing di beberapa situs, saya menemukan bahwa Besemah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pasemah ini adalah nama suku di kota Pagar Alam dan daerah sekitarnya.
Kedua orang tua saya, mama berasal dari Pagar Alam, dan papa berasal dari Lahat, memang tidak pernah menceritakan ataupun menyinggung tentang Pasemah sebelumnya. Mama adalah orang asli Pagar Alam yang mengahbiskan masa kecilnya di Desa Tanjung Sakti, sebuah desa kecil di Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Pagar Alam, Sumatera Selatan. Sedangkan papa memang berasal dari Lahat, namun papa lahir dan tumbuh di Palembang, karena kedua orang tuanya sudah hijrah ke Palembang sejak menikah dan meniti karir di sana.

Saya sendiri, adalah orang Palembang yang besar di perantauan. Saya memang lahir di Palembang, namun saat saya berusia tiga tahun, mama dan papa memboyong saya dan adik ke Padang untuk merantau. Kemudian, kami juga merantau menyebrangi selat sunda, ke Pulau Jawa sana. Tahun-tahun saya banyak saya habiskan di kota orang. Hal ini merupakan pengalaman yang menyenangkan namun sempat membuat saya tidak mengenal kota kelahiran sendiri juga.
Mama dan papa tidak pernah menceritakan tentang tempat kelahirannya itu. Mendongeng tentang masa kecil mereka, bahkan menceritakan tentang kakek dan nenekpun tak pernah. Saya hanya mengenal sosok kakek dan nenek dari garis keturunan mama ketika sesekali berkunjung saat lebaran ke Tanjung Sakti dan hanya mengenal sosok kakek dan nenek dari garis keturunan papa dari foto kakek dan nenek di rumah lama tempat papa dan kakak beradiknya tumbuh besar.
Setelah mengetahui tentang Suku Pasemah ini, saya iseng bertanya langsung pada mama yang memang menghabiskan masa kecilnya di sana. Mama ternyata, juga tidak tahu banyak tentang suku ini. Mama tidak tahu asal mereka dari mana. Yang mama tahu bahwa pekerjaan mereka sebagian besar adalah bertani. Mama bilang orang Pasemah banyak yang mirip cina karena memiliki kulit putih dan garis muka mirip rumpun cina namun sebagian besar dari mereka sudah punya lipatan kelopak mata, jadi tidak terlalu sipit seperti orang cina asli. Beberapa di antara mereka juga ada yang tampan dengan hidung mancung dan cantik semampai karena mungkin pernah memiliki keturunan dari Belanda yang pernah singgah dan sempat menetap di daerah Pagar Alam dan sekitarnya.
Namun untuk bahasa, orang Pasemah menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa Malaysia (Melayu), namun tidak menghilangkan unsur bahasa Palembang. Berbeda dengan bahasa Palembang yang menggunakan akhiran o pada pengucapan beberapa kata, orang Pasemah menggunakan akhiran e, lebih seperti bahasa Melayu. Contohnya, kite ni jeme Pasemah (kami adalah orang Pasemah) dan Ninek nak becantik kudai (Nenek mau berdandan dulu). Orang Palembang biasanya menyebut logat seperti ini dengan bahasa dusun yang artinya bahasa daerah.
Tentang asal usul suku Pasemah sendiri sampai sekarang masih abu-abu. Dari beberapa situs di internet, saya mendapati bahwa ada legenda yang menceritakan bahwa nenek moyang Suku Pasemah adalah Atong Bungsu.
Menurut masyarakat suku Pasemah, asal usul mereka diawali dengan kedatangan Atong Bungsu, sebagai nenek moyang orang Pasemah Lampik Empat, yang datang dari Hindia Muka, yang memasuki wilayah Sumatra Selatan menelusuri sungai Lematang, akhirnya memilih tempat bermukim di dusun Benuakeling. Pada saat kedatangan si Atong Bungsu, ternyata sudah ada dua suku yang terlebih dahulu menempati daerah itu, yaitu suku Penjalang dan suku Semidang. Mereka bersepakat untuk sepanjang hidup sampai anak keturunan tidak akan mengganggu dalam segala hal. Atong Bungsu menikah dengan putri Ratu Benuakeling, bernama Senantan Buih (Kenantan Buih). Melalui keturunannya Puyang Diwate, Puyang Mandulike, Puyang Sake Semenung, Puyang Sake Sepadi, Puyang Sake Seghatus dan Puyang Sake Seketi, menjadi suatu kelompok masyarakat Jagat Besemah atau yang disebut sekarang sebagai suku Besemah ("Lemang," 2013).
Menurut beberapa situs di internet, Atong Bungsu berasaal dari Majapahit namun hal ini tidak bisa dibenarkan jika ditinjau dari segi sejarah. Hal itu dikarenakan orang Pasemah atau Besemah, telah ada sejak masa Kerajaan Sriwijaya atau bahkan sebelum masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad 6. Sedangkan Majapahit baru ada sejak abad 12.
Meski tidak tahu banyak tentang asal usul orang Pasemah. Mama memperkenalkanku dengan beberapa makanan tradisional orang Pasemah. Pernah suatu ketika di depan rumah nenek, aku melihat orang beramai-ramai mengaduk wajan super besar berisi cairan kental hitam di bawah terik sinar matahari. Mama bilang mereka sedang membuat lempok. Pada waktu itu, makcik-ku akan menikah dan kami akan mengadakan hajatan. Seperti kebanyakan orang desa lainnya, Suku Pasemah saling bahu-membahu memasak ketika suatu rumah akan mengadakan hajatan. Lempok yang dimasak mereka tadi adalah dodol duren. Dodol duren ini harganya tergolong mahal jika dijual di pasaran karena bahan baku pembuatannya sebagian besar terdiri dari duren.
Makanan tradisional Suku Pasemah lain yang terbuat dari durian adalah tempoyak. Tempoyak adalah durian yang difermentasikan. Rasanya asam, namun enak menggugah selera makan bagi penikmat durian. Tempoyak biasa dicampur dengan sambal, sehinggal orang Sumatera Selatan mengenal sambal tempoyak. Sambal tempoyak ini selain bisa disantap langsung sebagai teman makan nasi juga bisa diolah lagi, misalnya untuk bumbu pepes ikan.
Selain lempok dan tempoyak, aku juga mengenal lemang. Lemang adalah kudapan jeme Pasemah. Lemang terbuat dari beras ketan. Dulu nenekku sering membuat ini di bulan puasa. Rasanya gurih dan enak. Aroma gosong bekas pembakaran menambah lezat kudapan lemang ini.
Lemang dibuat dengan cara memasukkan beras ketan ke dalam bambu muda. Beras ketan tadi dicampur dengan santan, air secukupnya, dan juga garam lalu dibakar dengan menggunakan kayu bakar. Proses pembakarannya sekitar setengah jam dengan menggunakan api kecil.
Masyarakat Pasemah membuat kudapan lemang ini karena, daerah Pasemah yang masih dikelilingi banyak hutan, banyak ditumbuhi bambu liar. Lemang ini adalah ketan bakar khas Pasemah. Lemang sangat cocok menjadi kudapan orang Pasemah, karena daerah Pasemah yang terletak di Pegunungan, memang berudara dingin. Di sini, lemang biasanya disantap bersama tapai atau bisa juga dengan pisang goreng hangat dan secangkir kopi panas. Kopi panas dan pisang goreng hangat yang disantap bersama lemang, memang sangatlah cocok untuk menghangatkan perut di saat cuaca dingin.



Lemang ini bisa dimakan dengan kudapan lain. Orang-orang di kampung saya terkadang menyantapnya bersama durian, sewaktu musim panen durian tiba. Namun, sebenarnya lemang sudah terasa nikmat walaupun tidak ditemani kudapan lain. Rasanya yang gurih cocok sekali dengan lidah orang melayu dan sumatera.

Di Palembang, lemang biasa disantap bersama dengan srikayo ataupun sambal ingkong. Kedua makanan ini sangat berbeda rasanya. Srikayo adalah kudapan manis, sedangkan sambel ingkong rasanya asin. Namun keduanya cocok sebagai teman ketika menyantap lemang.  Srikayo yang rasanya sangat manis, karena terbuat dari telur bebek dan gula, akan menghasilkan kombinasi yang pas di lidah jika dimakan bersama lemang. Sedangkan sambal ingkong, yang wujudnya seperti abon ikan, dapat dimakan seperti lauk jika dimakan dengan lemang.
Makanan lemang ini juga ada di Padang. Orang Padang menyebutya dengan lamang. Mereka biasa memakannya dengan rendang. Namun lemang orang Pasemah sedikit berbeda dengan lamang orang minang. Selain cara memakannya yang beda, cara pembuatnnya pun juga sedikit berbeda. Lamang padang, menggunakan bambu yang diameternya sedikit lebih besar dari pada lemang Pasemah. Orang Pasemah menggunakann diameter  bambu seukuran tangan anak kecil. Perbedaan lain ialah, lamang Padang yang menggunakan daun pisang sebagai lapisan dalam bambu, sebelum memasukkan ketan ke dalamnya. Sedangkan orang Pasemah biasanya memasak lemang tanpa menggunakan lapisan apa-apa di dalam bambu.
Di wikipedia, saya menemukan bahwa lemang adalah makanan khas Malaysia. “Lemang is a traditional Malaysian food made of glutinous rice, coconut milk and salt, and cooked in a hollowed bamboo stick lined with banana leaves in order to prevent the rice from sticking to the bamboo” ("Lemang," 2013).  Kemungkinan, dunia hanya mengetahui bahwa lemang adalah makanan khas dari Malaysia. Padahal, salah satu suku di Indonesia, yaitu suku PASEMAH, telah membuat lemang sejak lama. Makanan ini, sudah layaknya menjadi makanan khas dari suku Pasemah. Memang tidak bisa dipungkiri, ada kemungkinan bahwa suku Pasemah dan orang Malaysia mempunyai akar suku yang sama, sehingga makanan tradisionalnya pun bisa sama. Tetapi sebagai warga Indonesia, kita harus menjaga budaya bangsa, termasuk makanan tradisional Suku Pasemah ini.
Membiarkan Negara lain, mengklaim makanan khas suku di Indonesia sebagai makanan khas mereka bukanlah hal yang benar. Hal ini akan menghilangkan eksisitensi dari Suku Pasemah. Keberadaan Suku Pasemah seharusnya mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Tidak menutup kemungkinan untuk mengenalkan Suku Pasemah ini ke mata dunia juga. Sebaiknya makanan tradisional seperti lemang, yang mungkin memang berasal dari suku melayu, tidak

diklaim oleh hanya satu Negara saja. Hal ini tentu tidak adil bagi suku Pasemah. Memperkenalkan lemang sebagai makanan khas melayu menurut saya lebih baik. Selain menghindari perselisihan dua Negara serumpun, Indonesia dan Malaysia, kita juga dapat memperkenalkan suku Melayu sebagai satu suku besar dengan beragam suku kecil seperti Pasemah ke mata dunia.


Mempertahankan budaya dari suatu suku agar tidak diklaim oleh Negara lain untuk melestarikan suku tersebut juga berlaku bagi, suku-suku kecil lain di Indonesia. Oleh karena itu, hendaknya, kita jangan bersikap acuh tak acuh tentang pengetahuan budaya bangsa sendiri. Dengan budaya yang kaya, kita sebenarnya memiliki banyak modal untuk mengenalkan Indonseia di kancah Internasional. Suku, seperti Suku Pasemah, yang memiliki beragam kearifan lokal, wajib kita jaga dan lestarikan. Dengan mengenalkan LEMANG sebagai kuliner jeme kite akan membuat masyarakat Indonesia kenal pula dengan Suku Pasemah itu sendiri.

Kuliner lemang ini mungkin bisa dikemas dengan lebih menarik lagi, agar menarik perhatian masayarakat luas. Jika masyarakat tertarik dengan kuliner ini, bukan tidak mungkin, kuliner seperti lempok dan tempoyak yang juga berasal dari Pasemah juga dapat menarik perhatian masyarakat luas untuk mencobanya. Dari kuliner inilah, biasanya akan muncul ketertarikan untuk mempelajari budaya Pasemah juga bahasanya. Oleh karena itu, makanan tradisional, seperti lemang ini, ikut berperan dalam mempertahankan eksistensi suatu suku.
 
DAFTAR PUSTAKA
Lemang [Electronic. (2013). Version], from http://id.wikipedia.org/wiki/Lemang
Lemang [Electronic. (2013). Version], from http://en.wikipedia.org/wiki/Lemang
Rismon, J. (2013). SEJARAH ADAT ISTIADAT JEME SEMENDE [Electronic Version], from http://putrasemende.blogspot.com/
SEJARAH SUKU BESEMAH [Electronic. (2011). Version], from http://adekabang.wordpress.com/2011/01/29/sejarah-suku-besemah/
Suku Pasemah (Besemah) [Electronic. (2013). Version], from http://protomalayans.blogspot.com/2012/07/suku-pasemah-besemah.html
TUGAS SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA SUKU PASEMAH BENGKULU [Electronic. (2011). Version], from http://www.scribd.com/doc/57214159/SUKU-PASEMAH
Wongkito, U. (2013). Wongkito: Suku Besemah [Electronic Version], from http://badahwongkito.blogspot.com/2012/07/suku-besemah-suatu-terminology-lebih.html



Jumat, 24 Mei 2013

Sosial Media, Lama-Lama Bikin Bosen Ya

Pernah denger orang yang punya smartphone tapi tidak suka memakainya atau bahkan berdampak negatif bagi dirinya sendiri? Ya sayalah salah satu orangnya. Saya pernah menjadi salah satu pengguna blackberry namun saya kurang menyukai menghabiskan waktu dengan bbm-an. Entah mengapa, saya merasa ngobrol dan bertemu langsung lebih menyenangkan.

Belakangan ini saya menyadari bahwa semakin sering saya melihat timeline di twitter semakin sering juga hati saya tidak tenang. Pernah suatu waktu saya jarang sekali melihat timeline twitter. Memang saya ketinggalan beberapa informasi, namun setidaknya pikiran saya tidak disibukkan dengan 'memata-matai' urusan orang lain melalui twitter. Kegiatan ini membuat saya sangat lelah namun tetap ingin melakukannya. Ini seperti ketagihan, ingin berhenti namun tidak bisa. Tidak jarang saya merasa kesal dengan suatu tulisan tapi tetap ingin menulusuri tentang tulisan itu. Alhasil saya menjadi lebih kesal lagi.

Ketika saya jarang menghabiskan waktu saya bersama media sosial, sebut saja instagram, twitter, path, dan masih banyak lagi, saya merasa lebih bisa melakukan banyak hal. Membereskan kamar yang biasanya butuh waktu 1-1,5 jam dapat saya lakukan dalam waktu setengah jam. Dan hal yang paling penting adalah saya bisa tidur nyenyak. Hal ini terjadi mungkin karena otak saya tidak terlalu banyak merekam informasi yang 'negatif' untuk saya sendiri, sehingga ketika tidur saya merasa lebih damai.

By the way, lepas dari BB sekarang saya adalah pengguna android. Mungkinkah ini yang disebut dengan paralysis? Membencinya tapi tidak bisa keluar dari sana. Yah walaupun untuk sementara saya belum bisa lepas dari 'ketagihan' akan sosial media, tapi saya berusaha untuk meminimalisasinya. Memperingatkan diri sendiri akan dampak negatifnya adalah salah satu upaya saya, dengan tulisan ini contohnya. Harapannya, saya akan merasa malu jika terus-menerus menyiksa diri karena 'ketagihan' akan sosial media tadi, setelah membaca tulisan yang saya buat sendiri ini.


Rabu, 22 Mei 2013

Jangan Mengambil Keputusan Saat Kesal, Menulis Boleh


Teruntuk Engkau yang Telanjur 'Merasa' Masyhur
Oleh: Debby

Rantai itu menjuntai kian panjang
Terajut cerita yang kadang indah namun banyak nestapa
Belum ku lihat ujungnya
Atau mungkin tak ada ujungnya

Membelenggu banyak jiwa
Membuat sesak ribuaan hati
Membunuh banyak karakter
Walau kadang menjaga 'mereka' untuk tidak ke luar dari lingkar

Derai hujan menambah dingin si onggokan daging
yang terantai itu
Yah, onggokan daging,
hanya onggokan daging

Mereka terantai dengan kesombongan
Terbelenggu dengan materi
Haus akan pamor
Buta akan kasih sayang

Melalak jika melihat emas
Mencibir jika melihat lumpur
Mereka telah dirantai
Dengan terlalu kuat

Kamis, 14 Maret 2013

Terima Kasih Ya, Kalian Baik Sekali :)

Pos malam ini isinya cuma mau berterima kasih saja. 

Terima kasih untuk Allah yang telah memberikan kesempatan hidup bagiku sehingga bisa melihat dunia ini, bisa memanggil mama dan papa, bisa merasakan senangnya punya adik-adik yang baik, pengertian, dan pintar-pintar, bisa tertawa bersama teman-teman, bisa bergosip, karaoke, bisa mencicipi kelezatan pempek, gudeg, juga duren, walau terkadang menangis tapi itu patut juga disyukuri. Terima kasih juga untuk limpahan nikmat dan rejeki dari Allah yang tiada hentinya pada ku, keluarga, dan orang-orang terkasih di sekitarku.

Terima kasih untuk yang selama ini aku repotkan, terutama mama, papa, dan adik-adik. Terima kasih sudah baik sekali dan saling mendukung satu sama lain. Senang sekali mendengar suara kalian di telpon, senang sekali melihat wajah kalian ketika aku punya kesempatan pulang.

Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan Allah pada ku untuk menetap di beberapa kota di Indonesia. Senang sekali bisa berbahasa jawa, sunda, medan, palembang, dan mengerti sedikit bahasa padang. Senang sekali karena punya kesempatan belajar tarian dari jawa, palembang dan padang. Walaupun aku sudah lupa gerakan-gerakannya tapi pengalaman tersebut setidaknya membuatku punya sedikit basic menari, ya jadi ga kaku-kaku amatlah, hehe. Senang sekali karena pernah belajar tembang jawa, pupuh sunda, lagu minang dan batak. Senang sekali karena bertemu banyak kenalan dengan berbagai sifat.

Terima kasih untuk semuanya. Teman-teman yang sudah mau mendengarkan aku, berbagi cerita denganku, mengenal sifatku lebih jauh, membantuku memperbaiki kekuranganku, tertawa bersamaku, menawarkan makanan padaku, tersenyum padaku, memaklumiku ketika sedang kesal, memujiku ketika panik karena melakukan kesalahan kecil saat mengerjakan sesuatu, membantuku belajar, menasehatiku tentang agama, mengingatkanku untuk shalat, menerima sifat polosku ini, terima kasih kepada mereka semua.

Terima kasih juga pada mereka yang salah paham padaku. Mereka memberikan beberapa pelajaran bagiku. Membantuku untuk lebih kuat, membantuku untuk terus tersenyum, mengingatkanku untuk lebih menghargai mereka yang sudah banyak membantuku, mengingatkanku untuk jangan terlalu memikirkan sesuatu, kalian membantuku untuk jadi hebat dan kuat.

Aku akan terus bersyukur sambil terus memperbaiki diri ini. Tersenyum menjalani hidup dan yakin Allah akan memberikan yang terbaik.

Terima kasih, hidup ini akan selalu indah kalau kita bersyukur :)

Kamis, 28 Februari 2013

Jodoh


"Jodoh itu tergantung pada diri kita sendiri, bila kita berperilaku baik, maka jodoh kitapun baik, jika perilaku kita buruk, maka jangan dipersalahkan jika jodoh kitapun berperilaku buruk."

Pos yang akhirnya dengan besar hati berani saya poskan juga :)

Jodoh? Where Are You Now?

Dari judulnya, kesannya kok saya kayak desperate banget ya soal jodoh ini, haha. Sebenarnya tidak juga sih, malahan tadinya saya tidak terlalu ambil pusing dengan hal ini. Tetapi akhir-akhir ini, tepatnya semenjak pulang KKN saya kok jadi mikir-mikir ya tentang ini . Waktu KKN, saya bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai fakultas. Seperti yang sudah saya ceritakan di pos sebelum, mereka dengan beragam sifatnya adalah orang-orang yang menyenangkan. Pengalaman KKN ini sedikit banyak mengubah diri saya,. Lah kok bisa, Deb? 

Bertemu dengan teman-teman baru telah membuka pikiran saya, mengembalikan sikap saya seperti semula, sebelum saya kuliah di jurusan ini. Kata teman saya, saya terlihat lebih bahagia sekarang. Dia bilang, sekarang saya sudah tidak lemes-lemes lagi, gak kayak orang sakit lagi, segeran sekarang.Saya mungkin tidak sadar kalau saya sudah jadi lebih bahagia, kalau dia gak bilang begitu. Tapi yang saya sadari adalah saya jadi lebih terbuka dan mau bergaul. Saya jadi lebih ramah, senang tersenyum, menyapa orang duluan, tersenyum pada ibu yang duduk di samping saya ketika sedang menunggu antrian di dokter, mengucapkan terima kasih ketika mengambil kembalian beli bubur ayam, bilang "mari bu" sambil tersenyum ke arah ibu di klinik tadi ketika saya sudah selesai diperiksa dokter, juga menyapa tetangga kamar sebelah kosan. Sudah berapa lama saya tidak melakukan hal-hal kecil yang ternyata bisa membuat hari saya jadi lebih positif ini? Dua setengah tahun, hmm.. waktu yang cukup lama bukan?

Tidak terasa waktu dua setengah tahun sudah berlalu semenjak pertama saya lulus SMA dan sekarang saya sudah 20 tahun saja. Ngomong-ngomong soal SMA, ini kata-kata aneh yang akhir-akhir ini kadang suka tidak sengaja saya ceploskan, "kehidupan percintaan menjadi suram sejak lulus dari SMA" haha beneran kalimat ini aneh sekali.. KKN ini seperti alarm buat saya. Ketika KKN, saya melihat berbagai teman cewek saya serta beragam cerita tentang mereka dengan pasangannya. Mendengar cerita mereka dengan pasangan masing-masing saya sebenarnya sedikit iri tapi lebih banyak introspeksi dirinya sih. Saya perhatikan sikap mereka satu persatu, saya jadi sadar kalo selama ini saya lupa untuk jadi perempuan, lupa untuk merawat diri, lupa untuk bersikap ramah, juga lupa caranya berbicara dengan laki-laki. 

Ketika pulang dari KKN saya sempat ngobrol sedikit dengan teman saya di kosannya, ini nih kutipan percakapan kami:

R : Iya ya bon, kita sudah 20 tahun, jadinya kepikiran tentang itu.
D: Sebenernya apa ya yang salah? Wajah juga nggak jelek-jelek amat haha.
R: Haha, kita ini kurang bergaul.
D: Pengen deh kayak A, udah klop banget sama cowoknya.
R: Iya, tapi gimana ketemu yang kayak gitu. Si A mah ketemu cowoknya di FB, teman lamanya. Lah sekarang yang di FB semuanya alay-alay Bon --".
D: Ya kali kita mau sama orang yang nama FBnya panjang dan gaje itu, hemeh-hemeh.

Aku sih sebenarnya sudah tidak ingin cari cowok lagi, carinya ya jodoh. Ini sebenarnya udah tercetus dari pertama kali lulus SMA. Pengennya dapet yang serius dan langsung cocok dari segala aspek. Tapi ternyata gak semudah yang dipikirkan. Ngomong-ngomong soal jodoh, berhubungan sama kutipan di bagian awal, kayaknya masih banyak yang harus aku perbaiki. Kebetulan menemukan artikel di http://ardiz.blogspot.com/2008/07/amalan-dapat-jodoh-terbaik-oleh-ust.html waktu lagi browsing. Semoga bisa aku terapkan dengan sebaik-baiknya. Amin :)


Minggu, 17 Februari 2013

KKN, Love It or Not?

Keluarga KKNM Babakansari 2013 bersama Ibu DPL
Tempat : Rumah Bulur, where happiness, gossip, business, and friendship have become part of us for a month. Hemeh hemeh~


Living with 20 strangers for a month ,actually, is not as difficult as I thought before. At first, I thought that this activity would totally ruin my holiday. As usual, when holiday comes I prefer to go back to Palembang. However in this holiday I should go to a small village named Babakansari to do such a new activity, KKN. "A MONTH", I sighed heavily when I first heard that I would spend a month for this activity.Maybe it's too long for me. Besides I missed my family so much I also needed holiday after I finished the fifth semester.

However, I had to do KKN. In first and second day,  those people were still strangers for me. Some of them even hadn't knew my name yet but it's not the problem. For me, being ignored sometimes can be tolerated. I just missed my mother, father, brothers, and my sister so much. I couldn't deny this feeling. It was my big problem. I was even envious my best friend, Rika, that could get together with her family in this holiday.

Luckily, this condition just ended in the third day. I started to feel comfortable with these people. They suited me or I just suited them. I felt that they accepted me as a part of their lives at that time. I liked the way they smiled, I liked when they talked to me, I liked when they shared food to me, I liked the way they called my name, and I even liked the way they mocked me.

KKN has brought happiness to me. My mother, my aunt, and my friends said that I looked happier at that time. Everything ,that I did, showed that I loved KKN so much. I loved meeting them, my new friends. Actually, I have gone out from my safe zone. I felt comfortable to show freely what I felt. I couldn't do it before. I just felt that my environment couldn't accepted me if I did it.

Finally, I tried a new experience after two and a half years I stayed in the flat world. I thank God for the opportunity to do this experience and to meet them. I thank you all guys, my new family :). I can't deny that not every day was a good day but this month was pleased enough for me. Thank you KKNM Babakansari 2013 :D.

Sabtu, 05 Januari 2013

TROUBLE IS A FRIEND: Secret

Secret, something that you don't want others know but you couldn't refrain to tell it. Secret, sometimes, can hurt you. If you keep it by yourself, maybe it will hurt you more. So, what should you do? How about writing? My lecturer said that writing can heal trauma. Is it right? I don't know. Maybe you can try it.When I was a kid I really liked writing and reading. I wrote many things in my diary, most of them were poetries. When I was in elementary school, my teacher asked my friends and I to read a poetry. We could make it by ourselves but we could also read others' poetry. I thought it was very fun, so I chose to make a poetry by myself. By the way, it's not the topic that I want to talk. And talking about writing that can heal trauma, maybe my lecturer is right. I remembered I wrote in my diary not only when I felt happy but also when I felt sad or angry. After that I would feel better. However, for me it will never solve problem so I rarely do it now. Don't worry, you still can try it, maybe it works on you :).

TROUBLE IS A FRIEND: Best friend? Huh?

Lagu dari Lenka ini bener banget deh. Trouble is a friend, best friend mungkin? Hidup siapa sih yang sempurna? Pasti setiap orang punya masalah.Kadang mereka memilih curhat dengan teman, orang tua, pacar, atau mungkin dengan neneknya :). Tapi beberapa di antara mereka tidak cukup percaya atau tidak cukup berani untuk berbagi dengan orang lain. Mungkin menurut mereka akan lebih baik jika mereka menyimpannya sendiri. Kadang kupikir keputusan seperti ini ada benarnya juga. Ketika menceritakan rahasia kepada orang lain, yah kita harus pilih-pilih juga, sekalipun dengan orang yang paling kita percaya. Seberapa pentingnya orang lain tahu tentang itu, akankah kita lebih terluka apabila berbagi dengan mereka, atau malah justru lega.

Kalau saya sih lebih memilih jadi pendengar dari pada jadi pencerita. Semakin saya cerita, semakin sedih dan kacau hati saya, terlebih jika tanggapan "si teman curhat" tidak seperti yang saya harapkan. Kok jadi mellow gini ya? :D. Tapi kalau sama keluarga saya cerita banyak, kadang-kadang sampai membuat mereka pusing dan bosan karena diulang-ulang, haha. Intinya saya susah menahan diri untuk tidak curhat kalau sudah ketemu mama, papa, bahkan adik. Mungkin karena saya percaya mereka ya. Ngomong-ngomong sebenarnya ini jadi salah satu kebiasaan buruk saya juga. "Curhat keseringan" itu akan memberatkan pikiran mereka, membuat mereka khawatir. Saya harus belajar nih menahan diri untuk tidak terlalu cerewet, belajar menyimpan rahasia ceritanya :).

Ngomong-ngomong soal rahasia, saya baru saja tahu tentang sesuatu *ah absurd sekali kata-katanya*. "Apa itu Deb?" Tentu saja saya tidak bisa menceritakannya di sini, karena itu adalah RAHASIA. Tapi saya merasa sedih ketika mengetahui tentang hal ini. Saya cuma bisa berharap semoga selalu ada kebahagiaan untuk dia, amiin.

***
Pos malam ini diakhiri dengan doa untuk mama, papa, adik-adik, dan juga saya. Semoga sehat selalu, murah rejekinya, rukun, sukses, dan saling menyayangi dan melindungi, amiin.

Poetry


Dear, Mr. and Mrs. G

By: Debby Sheilla Saputri 


Dear You, Mr. and Mrs. G
You were the best actors ever
You act and said Oh Gee Oh Gee!
But you look calm like a river
You said that you have solution
Wait, but you’re too calm, no action

You work like players in a play
Wearing good clothes and nice makeup
We clap and clap for your first say
Beautiful words that raise us up
We choose you, for better future
Make better play in this nature

Hope you can play our scenario
But you’re never, never to try
You make your own scenario
A Story, where you never die
Where you’re the king of the jungle
We’re servants that try to giggle

But it is not really a smile
We even try to speak to you
To speak that you play the wrong file
You said, watch and enjoy this view
Mr. and Mrs. G, please stop!
Bad actors never reach the top.