Sudahkah anda shalat?

Sudahkah Anda Sholat??? ^^ Kalau Belum Sholat Yuk. ^^
By Debby Sheilla Saputri

Semangat Debby

SELAMAT DATANG ingat selalu Tiga pepatah arab ajaib -> man jadda wa jadda; man shabara zhafira; mansara ala darbi washala

Jumat, 16 Maret 2012

Terjemahan The Wife of The Bath's Tale, One Of The Canterbury Tales

The Wife of Bath’s Tale
Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Arthur. Kerajaan Raja Arthur terletak di tanah Inggris, tanah yang penuh keajaiban dan sihir. Peri-peri menari dengan riang di padang rumput yang hijau mengisi kegembiraan di atas tanah itu. Namun keadaan itu telah berubah. Sekarang peri-peri tidak terlihat menari dan menyanyi dengan senang menghiasi lumbung gandum lagi, yang ada hanyalah para pendeta. Para pendeta bertugas menjaga agar wanita dapat pergi keluar dengan aman.

Perubahan ini dimulai ketika seorang ksatria raja Arthur melakukan kesalahan besar. Raja Arthur mempunyai seorang ksatria. Pada suatu hari sang ksatria dititahkan oleh raja untuk pergi melaksanakan tugas, dalam perjalanan pulangnya ia bertemu dengan seorang gadis yang sedang berjalan sendirian di sekitar ladang gandum. Ksatria khilaf dan melakukan perbuatan tercela. Ia melakukan pelecehan seksual terhadap gadis muda itu. Kejadian ini meresahkan wanita di tanah itu. Hal tersebut akhirnya diketahui oleh sang raja. Raja Arthur sangat marah atas perbuatan tercela yang dilakukan ksatrianya dan membawa ksatria ke ruang persidangan.

Di ruang persidangan dia dihakimi. Pengadilan memutuskan untuk memberikan hukuman mati atas kesalahan sang ksatria. Namun, ratu memohon kepada raja untuk memberikan kesempatan kepada sang ksatria. Raja mengabulkan permintaan ratu. Sang ratu memberikan pertanyaan kepada ksatria. Pertanyaan yang diajukan ratu adalah hal apa yang paling diinginkan oleh wanita? Ratu memberikan waktu satu tahun untuk ksatria mencari jawaban yang tepat atas pertanyaannya tadi. Jika sang ksatria mampu memberikan jawaban yang tepat maka ia akan bebas dari hukuman mati.

Dalam waktu satu tahun ia sudah memikirkan banyak jawaban atas pertanyaan ratu. Dia juga telah bertanya pada banyak wanita. Beberapa dari mereka menjawab kalau yang paling diinginkan wanita adalah kekayaan, yang lain menjawab kalau wanita sangat suka dengan kesenangan. Ketika dia bertemu dengan wanita yang lain dia menemukan jawaban yang berbeda pula. Mereka mengatakan kalau yang paling diinginkan oleh wanita adalah status dan wanita yang lain menjawab kalau wanita sangat suka dengan kepuasan seksual yang diberikan oleh suaminya.

Waktu satu tahun sudah hampir habis. Sang ksatria merasa kalau jawaban yang diberikan oleh wanita-wanita itu bukanlah jawaban yang tepat. Dia merasa sangat putus asa dan merasa kalau hidupnya akan segera berakhir dengan vonis hukuman mati yang diputuskan oleh pengadilan. Sampai pada suatu saat ketika ia sedang berjalan, ia melihat ada beberapa wanita cantik sedang menari diterangi oleh cahaya bulan. Dia mendekati wanita-wanita tadi namun mereka menghilang. Tiba-tiba muncul seorang wanita tua buruk rupa. Sang wanita tua terlihat sangat menyeramkan. Sang wanita tua berjanji akan memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan yang diberikan sang ratu. Namun ia memberikan satu syarat kepada sang ksatria. Dia membisikkan sesuatu ke telinga ksatria. Setelah mendengar permintaan wanita tua, ksatria setuju utuk membuat perjanjian dengan wanita tua itu.

Tibalah waktu persidangan. Sang ksatria pergi dengan langkah pasti. Dia sangat yakin dengan jawaban yang diberikan oleh wanita tua. Di persidangan ia menjawab pertanyaan ratu. Dia berkata bahwa yang paling diinginkan oleh wanita adalah kekuasaan. Wanita sangat ingin menguasai suaminya. Mereka ingin suaminya menuruti kehendak mereka. Jawaban tersebut dinyatakan tepat oleh ratu. Sang ksatriapun bebas dari hukuman mati. Sang ksatria merasa sangat senang namun di lain pihak ia memikirkan perjanjiannya dengan wanita tua.

Setelah bebas dari hukuman sang raja, wanita tua mendatangi sang ksatria utuk menagih janjinya. Dia meminta sang ksatria untuk segera menikahinya. Sang ksatria merasa kesal dan ingin meolak permintaan wanita tua namun tidak bisa berbuat banyak. Ia akhirnya menepati janjinya kepada wanita tua. Keesokan harinya ia menikahi wanita tua itu secara diam-diam.

Pada malam pengantin mereka, sang ksatria mengungkapkan keluh kesahnya kepada wanita tua, yangtelah menjadi istrinya. Ia meminta agar wanita tua dapat mengubah penampilannya agar terlihat lebih cantik. Ia merasa tidak nyaman jika berada satu ranjang dengan sang istri.  Wanita tua merasa tersinggung dan tidak suka terhadap sikap angkuh sang ksatria. Dia memberi dua pilihan kepada suaminya. Pilihan pertama adalah apakah sang suami ingin memiliki istri yang tua dan jelek namun setia kepada suami dan pilihan kedua adalah apakah ia ingin memiliki istri yang cantik namun tidak patuh pada suami. Sang ksatria berkata kalau ia ingin yang terbaik untuk mereka dan menyerahkan keputusan kepada sang istri. Sang istri senang atas pernyataan sang suami yang menyerahkan keputusan kepadanya. Ia senang merasa memperoleh kekuasaan atas suaminya. Lalu wanita tua itu meminta sang suami untuk menciumnya. Setelah itu ia meminta suaminya untuk menutup tirai kamar mereka. Tidak lama kemudian, sang ksatria membuka kembali tirai kamarnya dan melihat penampilan istrinya yang baru. Sang istri telah berubah menjadi wanita yang cantik dan muda. Ia telah berubah menjadi istri yang cantik dan setia kepada suaminya. Sang suami telah memberikan jawaban yang tepat atas pilihan yang diajukan sang istri. Mereka hidup bahagia untuk selamanya.

Source        : http://www.umm.maine.edu/faculty/necastro/chaucer/ct/wbt/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar